Tuesday 18 August 2015

Bahaya Laten Komunisme Tak Pernah Sirna





Ajaran Komunis dipelopori murid Hegel bernama Karl Marx. Dia adalah tokoh pemikir, filosof dan aktifis politik kiri yang namanya tidak pernah surut dibicarakan disetiap lintasan generasi. Tokoh dan bapak pencetus sosialisme yang namanya dipuja dan sekaligus dikutuk oleh masyarakat dunia itu hingga kini tetap bergaung meskipun era komunisme telah lama runtuh.

Pemikiran Mark bahkan seperti ajaran agama yang selalu dibaca ulang, direinterpretasi dan diperbarui oleh para pemikir kiri yang lahir setelahnya. Dengan demikian, wacana tentang Marxisme justru tidak pernah mengalami stagnasi dan mandek, tetapi selalu mengalami dinamika dan dialektika sesuai dengan arah spirit zaman (zeitgeist).

Karl Marx, keturunan yahudi yang lahir pada 5 mei 1818 di Trier atau Traves, Jerman dengan bukunya "Das Capital" telah membuat dirinya menjadi nabi baru dengan memfokuskan pahamnya melawan ketidakadilan ekonomi dan politik di dunia. Ajaran Karl Mark mendapat tempat berkembang baik di Uni Sovyet yang dipelopori Lenin. Revolusi oktober 1917 yang dilancarkan kaum Bolshevik yang dimotori para buruh (proletar) berpaham komunis berhasil menumbangkan sistem monarki dibawah Tsae Nicholas II, kaisar terakhir kekaisaran Rusia. Dilanjutkan perang sipil antara Tentara merah (terdiri dari buruh dan petani) yang dibentuk kaum Bolshevik melawan tentara putih yang merupakan kaum nasionalis Rusia yang merupakan sisa-sisa kekuatan Tsar. Perang sipil berakhir dimenangkan kaum Bolshevik dan membentuk negara baru Uni Sovyet pada Desember 1922.

Vladimir Lenin, berhasil menumbangkan Tsar Nicholas yang mereka anggap tiran dan diktator. jika Karl Marx adalah seorang penggagas komunisme maka Lenin adalah orang pertama yang mampu menerapkannya sebagai landasan bernegara. tetapi ketika Lenin kemudian dilanjutkan Yoseph Stalin berkuasa, ternyata kediktatoran mereka tidak kalah kejam dan bengis dibanding Tsar Nicholas. Ratusan ribu lawan politik, tokoh agama dan mereka yang dianggap kapitalis atau kelas majikan, mereka bantai. kaum buruh pabrik dan petani di Uni Sovyet tetap saja tidak makmur dan penguasa tetap saja menjadi kelas yang berfoya-foy dengan kekuasaan tanpa batas. Rakyat Uni Sovyet berontak dan Uni Sovyet juga akhirnya runtuh pada tahun 1991 dan pecah menjadi beberapa negara kecil. Sekarang ini, paham komunis masih bertahan di Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dan Korea utara, meskipun ajarannya sudah tiak murni lagi sesuai yang diajarkan Karl Marx.

Bagi kaum buruh dan kaum proletar (miskin/termarjinalkan) ajaran komunisme seperti madu manis yang menjadi impian mereka. tidak boleh ada majikan dan buruh. semua sama rasa sama rata. semua manusia adalah majikan sekaligus buruh. Bagi komunisme agama adalah racun yang membuat manusia ternina-bobokan untuk memperjuangkan exsistensi diri sebagai insan.

Bahaya Komunisme atau paham komunis tidak boleh dianggap enteng, jangan diremehkan. komunisme tidak sepenuhnya mati. mereka hanya tiarap sementara. komunisme sempat "mati suri" paska runtuhnya Uni Sovyet dan Komunisme Eropa timur. Tapi Komunisme China makin kuat dan bermetamorfosis. komunisme Indonesia sama saja. komunisme yang agung-agungkan ateisme, selalu benturkan agama versus negara, raih kekuasaan melalui cara kekerasan, anti pancasila dan anti agama.

Gerakan Komunis gaya baru telah banyak menyusup ke berbagai elemen masyarakat, dan perlu diingat bahwa komunis di Indonesia merupakan bahaya laten yang tidak pernah mati, akan tetapi hanya berubah bentuk serta akan terus berkembang dengan gaya baru.

Perjalanan panjang sejarah gerakan PKI untuk mewujudkan masyarakat komunis di Indonesia tidak pernah berhenti. dalam mencapai tujuan tersebut komunis menggunakan berbagai cara mulai dari mempengaruhi sampai jalan penetrasi dan indiltrasi ke dalam organisasi massa.

Padahal ikhwal bahaya laten komunis tidaklah main-main karena sebagai ideologi komunisme tidak akan mati. paling-paling, kata Prof. Geoffrey B. Bainsworth, "hanya tidur atau sekarat tapi tidak akan mati!!" Apalagi komunisme, disamping suatu ideologi yang tidak akan pernah mati-juga merupakan gerakan internasional yang menggunakan "dua wajah" yakni legal dan ilegal, gerakan bawah tanah. mereka juga mahir dalam taktik dan sistem pendidikan kader didalam dan luar negeri, sehingga mahir pula memanfaatkan orang lain yang mudah dimanfaatkan inilah yang dalam terminologi komunis disebut " orang-orang tolol berguna". orang-orang dengan kategori inilah yang akan selalu dimanfaatkan dan dijadikan perisai sebagai martir dalam gerakan komunis.

Tak syak lagi bahwa komunisme masih tetap dan akan terus merupakan bahaya laten sebab menurut para eks tapol PKI sendiri, sekarang ini PKI masih punya banyak kader. sekalipun secara fisik sudah mati namun secara ideologi tak akan pernah mati, karena "memiliki kaki untuk berjalan kemana-mana".

"Karena paham komunis (komunisme) tidak mengenal Tuhan. sementara pandangan hidup bangsa indonesia mengenal adannya Tuhan, sebagaimana dasar negara kita pancasila ", Ujar Pramono Edhie Wibowo.

"Kita mengingatkan terus kepada masyarakat atas kemungkinan masih hidupnya komunisme," ujar mantan Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal (Purn) TNI Pramono Edhie Wibowo mengingatkan kemunculan bahaya laten komunisme. paham komunisme tetap dapat tumbuh dan berkembang di era demokrasi seperti sekarang.

"(PKI) sudah dua kali lakukan penghianatan atas bangsa ini yakni manakala bangsa ini sedang menghadapi kemerdekaan, mereka berontak. lalu manakala 1965, berontak lahi. sekarang ini waspada itu (bahaya laten Komunisme) penting," tegas anggota Dewan Pembina Partai Demokrat ini.

"sekalipun partai komunis indonesia (PKI) telah dibubarkan dan dilarang keberadaannya, namun diera reformasi ini justri memberi peluang munculnya multi-ideologi. kendati secara organisasi PKI sudah tidak ada, namun secara Ideologi tidak pernah hilang," katanya.

Sementara itu menurut dia, modus perjuangan komunisme di Indonesia hingga saat ini tidak pernah bergeser, yakni selalu memanfaatkan isu kemiskinan, ketidakadilan di bidang sosial, ekonomi dan hukum, serta berupaya mendiskriditkan kelompok atau institusi yang dianggap menghambat atau mengancam perjuangannya.

Bahaya Laten

Secara organisasi PKI memang tidak mungkin lagi berdiri. tetapi secara ideologi atau paham, komunisme kini bergerak secara laten (tersembunyi). mereka tetap melakukan gerakan secara "hidding" namun tetap rapi dan terkendali. paham komunisme bisa berkedok apa saja, bahkan bersembunyi demokrasi yang extrim. mereka bisa menggunakan tokoh-tokoh politik, tokoh agama, TNI, Polisi, Mahasiswa, Buruh, Petani dan menyaru dalam bentuk apa saja.

Komunis merupakan sebuah ideologi yang senantiasa menyebarluaskan kebohongan untuk mencapai tujuannya, menghalalkan segala cara dan merupakan pelaku berbagai tindak kekejaman di masa lalu.

sinyalmen yang menyebtkan adanya upaya-upaya untuk kembali menghidupkan paham komunisme di indonesia bukan isapan jempol atau sekedar isu kosong semata, karenannya pemerintah dan segenap komponen bangsa perlu mengambil langkah-langkah antisipatif untuk mencegahnya.

"Kita juga bisa melihat peluncuran buku 'Aku Bangga Menjadi Anak PKI' yang menggambarkan keinginan untuk memberi contoh kepada keturunan Tapol/Napol PKI agar menyebarkan kembali paham komunis dan mengembangkan sikap tidak percaya pada pemerintah," ujar kolonel (Inf) Arminson, ketika berbicara pada seminar "bahaya komunis" yang digelar komisi A DPRD Sumatera Utara, di Medan. kirannya semua kita sepakat itu bukan isapan jempol semata, karena langkah-langkah antisipatif perlu dilakukan," ujarnya.

Menurut LetJen Soerjadi, "Sekalipun partai komunis indonesia (PKI) telah dibubarkan dan dilarang keberadaanya, namun di era reformasi ini justru memberi peluang munculnya multiideologi. Kendati secara organisasi PKI sudah tidak ada, namun secara ideologi tidak pernah hilang," kata ketua umum Persatuan Purnawirawan TNI AD LetJen (Purn) Soerjadi.

Kemajuan dunia informasi dan teknologi informasi (TI) juga perlu diwaspadai. Dunia maya adalah media paling efektif untuk digunakan dan menjadi ajang promosi dan penyebaran paham komunisme dan atheisme. coba lihat di facebook dan twitter. banyak grup "anti Tuhan" (Atheisme) tumbuh dengan anggota ribuan. tiap saat mereka membuka forum diskusi dengan menjadikan agama, Tuhan, Nabi, Pemuka agama sebagai bahan olok-olok. lihat juga pengaruh TV dengan siaran/ berita-berita yang memojokan islam, kyai, pemuka agama dengan pembunuhan karakter ulama-ulama, pastor, pendeta dan bhiksu dengan berbagai gosip murahan, fitnah dan tuduhan yang mengada-ada. Tujuannya apa? Tak lain tak bukan, agar semakin banyak orang yang benci terhadap tokoh agama, ajaran agama dan melawan keberadaan Tuhan. mereka adalah kaum muda, tokoh intelektual bahkan generasi muda islam yang menjadi ikut-ikutan dan terserang virus anti Tuhan ini, baik disadari atau tidak disadari.

Penyebaran ajaran komunisme tanpa bentuk (OTB) sangat lihai dan canggih. mereka bisa saja berkedok LSM, Ormas, atau kelompok-kelompok diskusi seakan-akan mencerminkan pluralisme, perjuangan HAM, reformasi pemikiran dengan kedok kebebasan demokrasi. walaupun belum tapi bisa dibuktikan dengan ril, tetapi bisa terbaca, mereka bisa menyusup dalam penggalangan dan kegiatan demo kenaikan upah buruh, demo kebijakan ekonomi dan politik, seperti demo kenaikan harga BBM dan semacamnya untuk melemahkan pemerintah, politik dan ekonomi. kita tetap perlu waspada. Dunia multimedia, seperti film dan TV adalah media empuk yang sangat mudah mereka gunakan untuk menjadikan ajaran komunisme tak pernah mati di bumi pertiwi. waspadalah!!

Langkah antisipasi lainnya adalah dengan membangkitkan kesadaran masyarakat untuk mencegah hidupnya kembali komunis melalui sarana diskusi, seminar, penyuluhan, film, acara TV, ceramah agama, kemudian mewaspadai upaya penyusupan ideologi tersebut ke tubuh berbagai komponen bangsa baik pemerintah, TNI/Polri, ormas agama maupun ormas nasionalis dan komponen bangsa lainnya. Penyebaran ajaran atheisme melalui kecanggihan TI dan multimedia harus pula dilawan dengan penguasaan TI/Multimedia pula. sehingga promosi/ penyebaran ajaran komunisme/Atheisme bisa di filter/ membentengi pikiran/hati nurani kalangan generasi muda bangsa ini.





Sumber : Buya H Muhammad Alfis Chaniago 

No comments:

Post a Comment