Thursday, 27 August 2015

Shalat Itu Mudah


Banyak di antara kita sebagai muslim yang faham dengan ibadah shalat, hukum melaksanakannya, keutamaan shalat diawal waktu dan secara berjamaah. Namun sayang, hanya sedikit yang mampu menjaga ibadah shalat, terlebih mengejar keutamaannya. Karena dalam ilmu dan kefahaman itu tidak ada keberkahan (nilai tambah), yakni ketundukan dalam melaksanakan ketaatan.

Perhatikanlah sikap sebagian laki-laki muslim menilai shalat dengan sebungkus rokok. Rokok ketinggalan diwarung kopi, dijemput. Demi sebungkus rokok yang tertinggal, kendaraan yang tadi sudah jauh kembali berbelok menuju warung kopi. Tetapi ketika ditanya dan diingatkan tentang perkara shalat, tidak jaramg jawabam yan kita dengar adalah "duluanlah" atau "nanti sajalah". Shalat ketinggalan tak dijemput, tapi rokok ketinggalan malah dijemput.



Ternyata, Shalat wajib bagi sebagian kita kadangkala tidak lebih berharga dari sebungkus rokok di warung kopi. padahal shalat sesungguhnya adalah kebutuhan dan demi kebaikan seorang muslim. Survei tentang shalat dilihat dari pengaruhnya kepada akhlak, kesehatan badan dan jiwa tak dapat diragukan lagi. Tata caranya mudah dan waktunya sedikit, semua ini adalah bentuk kasih sayang Allah kepada umat-Nya.

Mari kita berhitung. Satu hari 24 jam. Satu jam 60 menit. 60 menit X 24 jam berarti jatah hidup kita 1440 menit. sedangkan shalat wajib 5 kali sehari semalam. sekali shalat sekitar 5 menit artinya, untuk 5 kali ibadah shalat kita hanya butuh 25 menit. Dari 1440 menit, hanya 25 menit untuk melaksanakan kewajiban kepada Allah. Sisanya 1415 menit, silakan melaksanakan aktivitas yang lain. Sungguh sedikit dan mudah waktu shalat. Namun sayang, mudah pula umat islam meninggalkanya.

Perhatikan hasil survei Universitas Monash Australia. Ternyata umat islam indonesia yang melaksanakan shalat hanya 30 persen. Dan yang tertib melaksanakan shalat lima waktu dari 30 persen, kurang dari lima persen ! (Dr Ary Ginanjar, 2013). Survei Universitas Washington USA pada 160 bangsa di dunia yang islami, 10 besar justru dari negara non muslim. Negara yang islami hanya negara Malaysia di urutan ke-28. Indonesia yang mengaku mayoritas muslim harus puas pada urutan ke-147 (Anton Tabah, 2014).

Seperti hitungan kita di atas, sesungguhnya shalat itu mudah, tapi mudah pula umat islam hari ini yang meninggalkannya. Maka bersyukurlah seorang muslim yang diberi hidayah oleh Allah SWT untuk membenci kemaksiatan meninggalkan ibadah yang pertama kali dihisab diakhirat nanti, pembeda antara kafir dan mukmin, tegaknya merupakan pondasi agama, yakni shalat. Jika sudah tidak merasa berdosa dan menganggap perkara biasa meninggalkan shalat, maka ini tanda musibah kematian jiwa, butanya hati, dan rusaknya aqidah.


(Sumber: Majalah Tabligh No. 05/XI Jumadil awal 1435) 

No comments:

Post a Comment